Ini copas notes gue di FB tentang konser One Ok Rock 24 November 2013 lalu :) ceritanya percobaan postingan pertama hehe
Halo! Sudah tiga hari berlalu semenjak konser One Ok Rock di Jakarta dan gue baru sempet nuangin unek-unek sekarang..Maaf kalo nggak ada banyak foto karena dengan bodohnya gue lupa minjem kamera digital (keteledoran terbesar sepanjang zaman ==a). Kencangkan ikat pinggangmu kawan karena kita akan segera lepas landas kembali ke tanggal 24 November 2013.
1. Place : Lapangan Parkir Kolam Renang Senayan
Entah untuk keberapa kalinya gue ke kompleks ini sampai rasanya pengetahuan gue tentang Jakarta mandek di Senayan. Area konser One Ok Rock nggak begitu jauh dari area konser L’Arc~en~Ciel tahun lalu. Spanduk-spanduk promosi letaknya kurang mencolok dan gue sempat tebak-tebakan arah sampai akhirnya sampai di lokasi dengan selamat. Di sini gue ngumpul sama teman-teman penyuka Jejepangan dari Karawang
2. Venue, ticket, queue line : the price tells us all
Tiket konser One Ok Rock termasuk murah (gue dapet harga presale 385.000). Gue nggak terlalu banyak berharap bakal ada panggung yang wow dengan lighting dan efek luar biasa. Begitu liat besar venue dan panggung, ternyata nggak jauh dari ekspektasi. Estimasi sekitar 3000 orang bisa masuk ke sana. Sepertinya tim One Ok Rock ingin fokus ke sajian musik.
Waktu gue datang sekitar jam 2 siang, antrian belum begitu panjang. Matahari cukup terik dan orang-orang rela berpayung ria sambil duduk di depan pagar, menunggu gate dibuka walau masih harus bertahan 3 jam lebih di sana. Gate cuma satu buah dan satu lapis. Sempat khawatir bakal kenapa-kenapa karena gatenya kecil banget.
Begitu gate dibuka, terjadi keributan kecil karena ada sejumlah orang yang menyerobot antrian. Saat ngantri ini rasanya seperti udah mulai ngonser karena terhimpit-himpit oleh orang dari semua sisi (dengan bau khas masing-masing yang aduhai). Alhamdulillah berkat gender keperempuanan yang gue miliki (halah), tim security menyuruh gue dan teman gue yang sama-sama cewek untuk masuk duluan. Yay!! Sehabis tiket disobek, kami langsung ngacir ke tempat terdepan yang bisa dijangkau, nggak pake mampir-mampir kemana pun. Belum nempel panggung sih, tapi lumayan depan. Mengingat di konser kali nggak ada pembagian kelas tiket, gerak cepat adalah suatu keharusan.
3. The Atmosphere : simplicity is the key
Begitu masuk ke area utama, gue disambut panggung minimalis. Backdrop panggung dari kain biasa, efek cahaya juga nggak aneh-aneh. Layar besar hanya ada di sisi kiri panggung dan gue bergegas menuju titik itu, kalau-kalau akhirnya harus pasrah nonton lewat layar. Area dibagi oleh pagar menjadi dua bagian, gue langsung curiga Taka-san bakal turun karena ada tangga segala, tapiii sayang waktu gue mau geser deket pagar sudah dikerumuni manusia. Area juga bebas dari light stick seperti yang sudah diberitahukan sebelumnya. Setelah nunggu sekitar dua jam lagi, kurang lebih jam 20:00 konser dimulai
4. Showtime : It’s really a guy thing!
Ternyata gue dapet sisi Ryota-san dan seandainya gue lebih tinggi 5 sentii aja pemandangan gue bakal beneran bersiiihh. Hal yang bikin gue shock di awal konser adalah insiden dorong-mendorong hebat di bagian tempat gue berdiri. Untuk beberapa saat saluran pernapasan sulit diajak kompromi, berujung ke sesak napas dan mual. Moshingmacam begini nggak gue alami ketika konser terdahulu. Waktu gue perhatiin lagi yang nonton One Ok Rock kebanyakan memang cowok..Maklum lah kalo sedikit rusuh fisik. Syukur keadaan kembali kondusif setelah Taka-san (Tacchan!) minta penonton untuk ngasih jarak yang cukup supaya setiap orang bisa leluasa menghirup oksigen. Well, dia bilang jongkok untuk siap-siap loncat sih tapi efek lainnya adalah terbukanya jalur udara bagi semua orang.
Malam itu lagu-lagu yang dibawakan berasal dari album Niche Syndrome, Zankyou Reference dan yang terbaru Jinsei Kakete Boku Wa. Dari 15 track, 13 di antaranya bertempo cepat dan bisa ditebak apa yang terjadi. Keringetan parah! Parah banget sampai lengket dan alirannya kerasa dengan sangat nyata waktu akhirnya dapat kesempatan untuk istirahat.
Di konser ini nggak ada sesi MC khusus. Masing-masing personel menyapa penonton dalam bahasa Indonesia dan ini lumayan bikin ngakak karena logat mereka lucu, bahkan Ryota-san nyanyi sepenggal lirik Indonesia Raya (semua langsung heboh). Satu-satunya yang bisa ngomong dengan fasih cuma Taka-san. Sayang mereka masih nyontek teks, coba hafal..tambah respek deh pasti.
Saat gue bilang konser berlangsung cepat, gue serius karena ternyata nggak sampai dua jam konser udah kelar. Sebelum encore, Taka-san keluar sambil megang bendera merah putih. Sempat dijadiin jubah juga sebelum ditaro lagi. Gue ngarep encore Nobody’s Home tapi ternyata Wherever You Are yang akhirnya menjadi lagu pamungkas. Habis encore, para personel melempar sejumlah barang ke penonton mulai dari pick,stick drum, sampai sapu tangan. Gue dapet? Nggak hahah, belum rezeki
Kenang-kenangan yang gue beli adalah cd terbaru OOR! Udah nahan-nahan dari bulan Maret untuk nggak donlot, akhirnya kesampaian punya cd rilisan Jepang!
5. End Notes
Venue minimalis nggak menghalangi One Ok Rock untuk memuaskan hati fansnya. Mereka berusaha menyajikan musik tanpa banyak “bumbu” visual dan hal itu dapat mereka lakukan dengan baik. Gue pribadi merasa cukup puas dengan konser tersebut karena berlangsung aman dan tertib. Suasana karaoke massalnya juga asyik (salah satu alasan kenapa gue jadi suka datang ke konser dan merelakan diri terkena deindividuasi). Fans Indonesia memang doyan nyanyi, nggak kayak fans Jepang yang bisa nurut cuma nyanyi waktu disuruh, tapi justru itu yang bikin keren.
Kekurangan dari konser kemarin menurut gue lebih di publikasi yang kurang kenceng (ada faktor sponsor juga). Pembukaan gate ngaret setengah jam, dan pintu gate terlalu kecil sehingga mobilisasi terhambat. Kekurangan lainnya adalah simpang-siur harga tiket karena tiba-tiba ada pajak tambahan. Kesannya pihak promotor kurang professional membicarakan negosiasi dan bikin bingung calon penonton. Tiket nggak ada hologramnya sehingga rawan dipalsuin dan terakhir, masalah sound system yang bikin beberapa lagu jadi kurang enak didengar. Tapi secara umum gue merasa sangat senang bisa dapat kesempatan nonton konser ini dan nggak sabar menunggu mereka bikin konser reuni sama Alex..(susah sih, tapi ngarep boleh kan yaa)
Special thanks to :
Kimi yang udah ngurus pembelian tiket dan jadi teman ngonser sejak jaman Laruku dulu (padahal baru ngonser dua kali, lagaknya kayak veteran hahah). Ngakunya gak begitu suka OOR tapi beli kaos regional lho o_o nggak pahaam
Ryouichi “Uri” si bodyguard yang bisa meredam hasratnya buat maju ke bibir panggung demi ngejagain kita-kita para wanita. I appreciate it really! Lo kan tinggi bro, pasti puas pemandangannya bersih tanpa penghalang.
Alam yang jadi supplier cemilan dan nggak jadi nangkring nonton di pohon mangga karena kedorong maju sampai deket panggung :D Makasih udah nemenin gue manjat pagar waktu ngintip checksound dari area mushola yaa hehe