Minggu, 06 April 2014

Arti Reuni - Sebuah Ironi



Setengah-puisi-setengah-cerpen ini adalah hasil corat-coret gue ketika sedang suntuk dan ujung-ujungnya kebanyakan mikir. Gue lupa apa yang dulu jadi ilham untuk nulis ini, tapi yang jelas pandangan gue mengenai reuni kurang-lebih tergambar di dalamnya. Karena nulis merupakan salah satu metode katarsis gue, maaf kalo isinya agak negatif.  I used to be a bitter person, and sometimes the bitterness still emerges unconsciously :3

Well then, douzo!


Arti Reuni - Sebuah Ironi

Reuni bukan sekedar temu kangen untuk membangkitkan kenangan.
Senang atau tidak, reuni berarti masuk pada ajang perbandingan tentang pencapaian selama berpisah jarak
Kelegaan menyeruak ketika tahu jarak masih belum terpaut jauh.
Rasa tidak aman dan benci pada diri kerap muncul saat diri ini masih merangkak di saat yang lain mulai terbang.

Setiap orang punya ritme masing-masing.
Jalan hidup masing-masing.
Yang harus dilakukan adalah berusaha memperjuangkan apa yang pantas diperjuangkan.
Memahami apa yang menurut masing-masing orang adalah sesuatu hal yang berharga.
Begitu berulang-kali aku menenangkan diri, sambil tersenyum manis menyembunyikan kegelisahan dalam hati.

Reuni, ketika mesin waktu mulai bergerak mundur.
Kenangan pahit, manis bercampur baur.
Membawa nuansa yang selalu mengundang perasaan rindu, atau mungkin perasaan syukur.
Karena masa-masa sulit sekarang dapat dikenang sambil mengulum senyum.

Reuni kadang jadi ajang basa-basi.
Pamer aktualisasi diri.
Sampai memang murni mempererat silaturahmi.
Mau alasan apapun, reuni tetap dinanti.
Demi nostalgia dan keabadian memori.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar